TEMPO.CO, Jakarta - Rencana rematch tinju dunia antara Deontay Wilder vs Tyson Fury mentah lagi setelah Fury menandatangani kontrak baru dengan promotor Top Rank senilai lebih dari US$ 103 juta, atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Semula promotor Fury, Frank Warren dengan Queensberry Promotions miliknya melakukan kerjasama dengan promotor Lou DiBella untuk memanggungkan Fury di Amerika Serikat. DiBella adalah pemilik DiBella Promotions yang menangani Wilder.
Baca: Tinju Dunia: Rematch Lawan Wilder, Tyson Fury Minta Rp 362 Miliar
Mereka bekerjasama dalam pementasan pertama Wilder vs Fury di Los Angeles pada 1 Desember 2018. Pertarungan tersebut ternyata laku keras, dan langsung merancang kerjasama baru untuk pementasan kedua. Namun di tengah jalan, Top Rank masuk dan memberikan penawaran yang lebih aduhai untuk Fury.
“Kami sekarang memiliki platform yang lebih kokoh. Mereka yang sekarang harus datang kepada kita untuk meminta pertarungan ulang,” ujar Warren, menyinggung soal peluang laga ulang kontra Wilder.
Sebelumnya posisi tawar Fury memang lebih lemah dibandingkan Wilder yang petinju tuan rumah. Sebagai pendatang dari Inggris yang lama vakum, nama Fury di Amerika belum terkenal sehingga sulit baginya untuk menawarkan bayaran tinggi.
Baca: Cerita Mike Tyson Pernah Ingin Bertinju Melawan Gorila
“Menutur saya saat ini rematch melawan Wilder sebenarnya lebih menguntungkan. Saya datang dengan tawaran lebih besar, dan tidak mungkin diremehkan lagi. Kalau memang rematch harus terjadi, maka terjadilah. Kalau tidak pun tidak masalah. Gagal rematch melawan Wilder bukanlah kiamat,” kata Tyson Fury.
Kabar terakhir menyebutkan bahwa manajer Deontay Wilder, Shelly Finkel berencana segera terbang ke London untuk bertemu promotor Warren guna menegosiasikan ulang rencana rematch tinju dunia kelas berat tersebut.
BBC | FORBES